Kamis, 19 September 2019

Mengenal Biaya Produksi, Cara Menghitung dan Contoh Laporan Biaya Produksi (Production Cost) pada Perusahaan



Memulai bisnis tak akan bisa lepas dari yang namanya biaya. Sejak awal merintis bisnis, artinya Anda sudah siap dengan berapa pengeluaran yang diperlukan, bukan? Salah satu istilah yang paling krusial adalah biaya produksi.

Apa itu biaya produksi? Tentu mudahnya dijelaskan sebagai biaya yang dikeluarkan selama proses produksi bisnis berlangsung. Tapi, apakah sesederhana itu? Tentu tidak.

Definisi Biaya Produksi

Biaya produksi merupakan seluruh biaya yang harus dikeluarkan sebuah bisnis atau perusahaan dalam menghasilkan produk dan jasa. Artinya, biaya ini mencakup semua hal yang dikeluarkan sejak awal hingga akhir barang siap dijual ke konsumen.

Ada banyak jenis biaya produksi dan variabel-variabelnya. Mulai dari bahan baku, pekerja, suplai barang, dan pengeluaran umum lainnya. 

Tapi pertanyaannya, ada begitu banyak pengeluaran yang harus dialokasikan dalam sebuah bisnis. Pengeluaran yang manakah yang termasuk dalam biaya produksi? Secara garis besar, biaya produksi adalah pengeluaran yang terkait dengan upaya meningkatkan pendapatan perusahaan.

Contohnya sebuah pabrik, harus menyiapkan biaya berupa bahan baku dan tenaga kerja untuk bisa menghasilkan produk. Kemudian perusahaan jasa harus menyediakan pegawai yang bisa merepresentasikan perusahaan dan biaya lain untuk memastikan jasa bisa sampai ke tangan konsumen.

Lebih jauh lagi, ada biaya produksi langsung dan tidak langsung yang perlu dikeluarkan sebuah perusahaan. Biaya produksi langsung biasanya berupa hal-hal yang terlihat seperti bahan baku yang harus dibeli hingga gaji yang harus dibayarkan untuk pegawai. Sementara biaya tidak langsung adalah biaya tak terduga seperti ongkos pengadaan peralatan hingga sewa lokasi. 

Pentingnya Perusahaan Mengetahui Biaya Produksi

Idealnya, sebuah perusahaan harus tahu betul berapa biaya produksi yang dikeluarkan untuk bisa menghasilkan produk atau jasa. Dengan mengetahui secara pasti berapa biaya yang dikeluarkan, maka margin atau keuntungan juga bisa terukur dengan pasti.

Bayangkan saja, ada banyak bisnis yang tidak bisa bertahan karena tidak tahu berapa biaya produksi yang dikeluarkan. Mungkin memang biaya-biaya langsung seperti bahan baku hingga gaji pegawai bisa dihitung. Namun kerap kali perusahaan lupa mencatat pengeluaran tidak langsung serta tidak terduga.

Mengetahui biaya produksi juga dapat membantu perusahaan menentukan harga jual produk atau jasa yang ditawarkan. Untuk bisa menentukan berapa nominal tersebut, tentu harus melibatkan biaya produksi yang dirata-rata sesuai dengan kuantitas yang dihasilkan setiap kali produksi.

Ingat apa yang terjadi pada Desember 2018 lalu, ketika harga jual minyak barel turun drastis menjadi $45 per barel? Jika biaya produksi minyak bervariasi mulai dari $20 hingga $50 setiap barelnya, maka yang terjadi adalah defisit perusahaan.

Jika terus dibiarkan, perusahaan akan mengalami kerugian. Kondisi ini dapat menyebabkan perusahaan berhenti beroperasi atau vakum sementara hingga harga jual kembali normal dan bisa mendatangkan keuntungan.

Selain itu, laporan lengkap tentang biaya produksi juga bisa membantu membaca apakah perusahaan berada di jalur yang tepat atau tidak. Hal ini penting tak hanya untuk pemilik bisnis saja, namun juga untuk keperluan laporan bagi investor.

Mengingat ada banyak variabel yang perlu dicatat berkaitan dengan biaya produksi, perusahaan bisa memanfaatkan aplikasi lengkap berbasis cloud seperti Ukirama sehingga tidak ada biaya yang terlewatkan.

Cara Menghitung Biaya Produksi

Untuk menghitung biaya produksi perusahaan, jangan lupa memasukkan ketiga elemen berikut ini:
  1. Biaya bahan baku

Biaya produksi langsung yang dikeluarkan untuk membuat sebuah produk atau memastikan jasa bisa tersampaikan dengan baik ke tangan konsumen. Misal, untuk perusahaan makeup, alokasi biaya bahan baku yang diperlukan adalah bahan baku pembuatan lipstik, bedak, eyeshadow, dan lainnya. Selain itu, packaging makeup juga harus masuk dalam hitungan. 

  1. Biaya tenaga kerja

Kompensasi berupa gaji, diberikan kepada tenaga kerja yang terlibat proses produksi. Tak hanya gaji, tunjangan dan asuransi (bila ada) juga perlu dimasukkan dalam parameter ini.

  1. Biaya overhead pabrik

Biaya produksi selain biaya tenaga kerja dan bahan baku, namun diperlukan untuk membuat sebuah produk yang mendatangkan keuntungan bagi perusahaan. Contoh biaya overhead yang tidak langsung adalah listrik, kertas, dan hal lainnya yang sulit dilacak dalam proses produksi.

Selain itu, ada juga biaya overhead yang tidak langsung seperti petugas keamanan gudang, kurir, hingga pengawas di pabrik. Biaya overhead lainnya adalah sewa gedung, penurunan atau kerusakan mesin, dan tak lupa asuransi.

Berikut ini rumus menghitung biaya produksi:

Biaya material langsung + biaya tenaga kerja langsung + biaya tenaga kerja tidak langsung + biaya overhead pabrik

Contoh Menghitung Biaya Produksi

Untuk lebih jelasnya, berikut contoh menghitung biaya produksi. Contohnya adalah perusahaan ABC yang bergerak di bidang makeup. Dalam satu bulan, mereka memproduksi 5.000 produk makeup yang dipasarkan di 2 store dan e-commerce (online).

Untuk memproduksi 5.000 produk makeup, mereka memerlukan:
  • Rp70.000.000 untuk bahan baku 
  • Rp30.000.000 untuk gaji pegawai
  • Rp15.000.000 untuk endorsement
  • Rp10.000.000 untuk launching produk mengundang media
  • Rp10.000.000 untuk bandwith kuota internet
  • Rp5.000.000 untuk transport produk ke 2 store
  • Rp15.000.000 untuk packaging
  • Rp2.000.000 untuk pengeluaran di gudang penyimpanan 

Artinya, total biaya produksinya adalah Rp 157.000.000. Jika dibagi menjadi 5.000 unit, maka biaya produksi satu buah produk adalah Rp 31.400. Dengan mengetahui biaya produksi setiap unit yang diproduksi, akan menjadi dasar menghitung harga pokok penjualan. 

Agar Tak Luput Menghitung Biaya Produksi

Kerap kali, perusahaan hanya berpatokan pada biaya produksi yang terlihat dan pengeluarannya bersifat pasti. Contohnya, belanja bahan baku dan gaji karyawan yang biayanya dikeluarkan dalam bentuk uang.

Meski demikian perlu diingat bahwa banyak biaya tidak langsung lain yang perlu dihitung dalam biaya produksi. Libatkan juga segala hal yang turut menunjang tuntasnya proses produksi. Hal apapun mulai dari adanya pabrik, gudang penyimpanan, listrik, transportasi, hingga hal-hal lainnya. Jika kerap terlewat, ajak semua lini dalam perusahaan untuk duduk bersama dan merumuskan apa saja biaya tidak langsung yang dikeluarkan.

Selain itu, cara lain untuk memastikan tidak luput menghitung biaya produksi adalah dengan merunut apa saja tahap yang dilalui hingga barang atau jasa bisa siap dipasarkan. Setiap tahap memiliki alokasi biaya masing-masing dan perlu dimasukkan dalam elemen penghitungan biaya produksi.

Rabu, 22 Mei 2019

BIAYA RELEVAN DAN TIDAK RELEVAN


Pengertian biaya relevan
Biaya relevan adalah data biaya yang diharapkan dimasa akan dating yang berdeda dalam beberapa alternative
keputusan.
Biaya-biaya yang berhubungan dengan biaya relevan adalah :
1. Biaya diferensial
Biaya diferensial adalah selosih biaya atau biaya yang berbeda dalam beberapa alternative pilihan. Biaya
diferensial disebut juga dengan biaya marginal atau biaya incremental.
2. Biaya kesempatan
Biaya kesempatan adalah kesempatan yang dikorbankan dalam memilih suatu alternative
3. Biaya tersamar
Biaya tersamar adalah biaya yang tidak kelihatan dalam catatan akuntansi tetapi mempengaruhi dalam
pengambilan keputusan. Biaya tersamar ini akan diperhitungkan pada saat pengambilan keputusan tentang
penggantian suatu peralatan
contoh : biaya bunga
4. Biaya nyata
Biaya nyata adalah biaya yang benar-benar dikeluarkan akibat memilih suatu alternative.
Contoh : biaya yang dikeluarkan akibat memilih jika menerima pesanan dari pelanggan
5. Biaya yang dapat dilacak
Biaya dapat dilacak adalah biaya yabg dapat dilacak kepada produk selesai.
Contoh : biaya bahan baku dan tenaga kerja
6. Biaya Penggantian
Biaya penggantian adalah biaya timbul akibat pemilihan penggantian mesin lama dengan mesin baru Pengertian biaya tidak relevan

Biaya tidak relevan adalah data buaya masa lalu yang tidak relevan karena tidak berbeda dalam beberapa
alternative keputusan.
Data masa lalu mungkin bisa membantu didalam merumuskan ramalan tetapi angka-angka tersebut
bukanlah data yang diharapkan untuk masa akan datang, yang harus digunakan oleh manajer dalam membuat
keputusan karena angka-angka masa lalu sama sekali tidak relevan dengan keputusan itu sendiri

Selasa, 09 April 2019

METODE SEMI VARIABEL (AKUNTANSI BIAYA)

KONSEP DASAR

Dalam menjalankan kegiatan suatu perusahaan masa kini dan menghadapi era globalisasi, perusahaan dituntut effisien dan ekonomis serta dapat mengantisipasi perkembangan yang terjadi dimasa yang akan datang. Hal ini penting karena dalam persaingan global hanya perusahaan yang menjalankan kegiatan/beroperasi secara effisien, ekonomis dan produktif yang mampu memenangkan persaingan. Salah satu unsur yang penting dalam memenangkan persaingan adalah kemampuan untuk menurunkan biaya tanpa mengorbankan mutu. Maka tidak berlebihan apabila dikatakan para manager perlu memahami dengan benar masalah yang berkaitan dengan pembiayaan terutama mengenali perilaku biaya.
Penggolongan biaya sesuai dengan perilaku biaya merupakan faktor kunci yang sangat penting didalam menaksir biaya masa depan dan bermanfaat untuk pengambilan keputusan. Pembahasan mengenai perilaku biaya umumnya dihubungkan dengan faktor – faktor yang mempengaruhi perubahan suatu biaya. Terdapat tiga faktor penting yang mempengaruhi perilaku biaya. Setiap faktor saling berkaitan antara faktor yang satu dengan yang lainnya. Salah satu ketiga faktor tersebut adalah Pengaruh perubahan volume kegiatan terhadap biaya, yang mana faktor tersebut didasari atas pengaruh perubahan volume terhadap biaya yang terdiri dari biaya tetap, biaya variable dan biaya semivariabel.
Selain faktor tersebut diatas, sebenarnya masih banyak faktor yang lain mempengaruhi perilaku biaya. Faktor ini dapat berasal dari internal organisasi dan ekstemal organisasi. Seperti : kebijaksanaan pemerintah dibidang ekonomi dan politik, tingkat inflasi dan deflasi perubahan pasar dan persaingan serta lainnya. Pendekatan tradisional dalam menaksir biaya hanya mempertimbangkan satu titik kemungkinan sehingga dalam menyusun anggaran fleksibel dengan menggunakan rumus
Penaksiran atau prediksi biaya masa depan dipengaruhi oleh berbagai faktor dan mengandung unsur ketidak pastian (uncertainly) dan probalitas. Hal ini disebabkan karena penaksiran biaya seringkali tidak dapat mengantisipasikan semua faktor dan memperoleh informasi masa depan yang lengkap. Oleh karena itu di dalamnya anggaran biaya hendaknya dimasukkan unsur ketidakpastian kedalam rumus tleksibel sehingga rumusnya adalah :
Y = a+b (x) + U

Dalam hal ini :
Y = Total biaya dianggarkan
a = Total biaya tetap
b = Biaya variabel per unit
x = Tingkat kegiatan atau volume aktivitas
u = Ketidak pastian

Penggolongan biaya ini bermanfaat untuk perencanaan, pembuatan keputusan, dan pengendalian biaya. Atas dasar pengaruh perubahan volume terhadap biaya, biaya dapat digolongkan menjadi tiga yaitu :
1. Biaya tetap (Fix Cost)
2. Biaya variable (Variabel Cost)
3. Biaya semivariabel
1. Biaya tetap
Biaya tetap adalah biaya yang jumlah totalnya tetap konstan, tidak dipengaruhi oleh perubahan volume kegiatan atau aktivitas dengan tingkatan tertentu. Sedangkan biaya tetap per satuan (unit cost) berubah berbanding terbalik dengan perubahan volume kegiatan, semakin tinggi volume kegiatan semakin rendah biaya satuan, semakin rendah volumen kegiatan semakin tinggi biaya satuan. Contoh : biaya overhead, biaya pemasaran tetap, dll.
Tingkatan kekonstanan total biaya tetap terbatas dalam jangka kapasitas (range of capacity) yang merupakan daerah kapasitas di dalam mana manajemen melaksanakan kegiatan sehingga jarak tersebut dinamakan juga jarak relevan (relevant range). Tingkatan kapasitas di luar jarak relevan dapat mengakibatkan jumlah total biaya tetap berubah. Dihubungkan dengan karakteristik biaya terhadap keluarannya, biaya tetap dapat digolongkan menjadi dua yaitu : • biaya tetap discreationary,
• biaya tetap committed.

Biaya tetap discretionary adalah biaya tetap yang besarnya ditentukan oleh kebijaksanaan manajemen puncak setelah mempertimbangkan program dan cara-cara pelaksanaan program yang bersangkutan, misalnya biaya tetap untuk : penelitian dan pengembangan, pendidikan dan latihan karyawan, serta promosi dan advertensi. Sedangkan Biaya tetap committed adalah biaya tetap yang terjadi dalam rangka mempertahankan kapasitas atau kemampuan perusahaan beroperasi dalam kegiatan produksi, pemasaran, dan administrasi. Seperti : depresiasi, asuransi, gaji pejabat kunci.
Untitled
2. Biaya Variabel

Biaya variabel adalah biaya yang jumlah totalnya berubah secara sebanding dengan perubahan volume kegiatan, semakin besar volume kegiatan semakin besar pula jumlah total biaya variabel, semakin rendah volume kegiatan semakin rendah pula jumlah total biaya variabel. Sedangkan biaya variabel per satuan tidak dipengaruhi oleh perubahan volume kegiatan, jadi biaya satuan konstan. Contoh : biaya bahan baku , biaya tenaga kerja langsung, biaya overhead pabrik variabel, dll.
Untuk kepentingan perencanaan, biaya variabel dapat dibedakan dalam dua tipe, yaitu Engineered Variable Cost dan Discretionary Variable Cost.
· Engineered Variable Cost (true variable cost)
Engineered cost adalah biaya yang memiliki hubungan fisik tertentu dengan ukuran kegiatan tertentu. Hampir semua biaya variabel merupakan engineered cost. Engineered variable cost merupakan biaya yang antara masukan dengan keluarannya mempunyai hubungan erat dan nyata. jika masukan (biaya) berubah maka keluaran akan berubah sebanding dengan perubahan masukan tersebut, begitu juga sebaiknya jika keluarannya yang berubah. Contoh Engineered variable cost adalah biaya bahan baku
· Discretionary Variable Cost (step variable cost)
Merupakan biaya yang masukan dan keluarannya memiliki hubungan erat namun tidak nyata (artifisial). jika keluaran berubah maka masukan akan berubah sebanding dengan perubahan keluaran tersebut. Namun jika masukan berubah, keluaran belum tentu berubah dengan adanya perubahan masukan tersebut. Dengan kata lain biaya ini merupakan biaya variabel yang perilakunya tidak murni atau nyata, seperti pengertian variabel. Perubahannya bertingkat, untuk dapat berubah dibutuhkan perubahan volume yang besar. Contoh dari jenis biaya ini adalah biaya iklan dan biaya tenaga kerja langsung.
Untitled
3. Biaya Semi Variabel

Biaya semi variabel adalah biaya yang jumlah totalnya berubah sesuai dengan perubahan volume kegiatan, akan tetapi sifat-sifat perubahannya tidak sebanding. Semakin tinggi volume kegiatan semakin besar jumlah total biaya, semakin rendah volume kegiatan semakin rendah pula jumlah total biaya, tetapi perubahannya tidak sebanding (not proportional). Sedangkan biaya semi variabel per satuan berubah terbalik dihubungkan dengan perubahan volume kegiatan tetapi sifatnya tidak sebanding. Sampai dengan tingkat kegiatan tertentu, semakin tinggi volume kegiatan semakin rendah biaya satuan, semakin rendah volume kegiatan semakin tinggi biaya satuan. Contohnya adalah : biaya reparasi dan pemeliharaan aktiva tetap, biaya kendaraan, biaya listrik, biaya telpon, dll.
Untuk tujuan perencanaan, pembuatan keputusan, dan pengendalian biaya maka biaya semi variabel harus dipisahkan ke dalam biaya tetap dan biaya variabel. Pendekatan dan Metode yang dapat digunakan untuk memisahkan biaya semi variable adalah :
a. Metode Titik Tertinggi dan Terendah (high and low point method)
b. Metode grafik statistikal (statistical scattergraph method)
c. Metode garis regresi (regression line method)
Untitled
a. Metode Titik Tertinggi dan Terendah (high and low point method)
Metode Titik Tertinggi dan Titik Terendah (high and low point method) adalah metode yang memisahkan biaya variabel dan biaya tetap dalam periode tertentu dengan mendasarkan kapasitas dan biaya pada titik tertinggi dengan titik terendah. Metode titik tertinggi dan terendah memiliki keunggulan dan kelemahan.
Keunggulannya adalah Metode ini sangat sederhana sehingga mudah dihitung dan dipakai. Sedangkan Kelemahannya adalah Kurang teliti dan cermat, karena hanya didasarkan pada dua tingkatan kapasitas yang ekstrim, yaitu tertinggi dan terendah, tingkatan kapasitas yang lain tidak dipertimbangkan.
Perbedaan antara kedua titik tersebut disebabkan karena adanya perubahan kapasitas dan besarnya tarif biaya variabel satuan, sehingga persamaan Y = a + b (x) dapat ditentukan. Adapun langkah-langkah memisahkan biaya variabel dan biaya tetap dengan metode titik tertinggi dan terendah (high and low point method) adalah :
· Menentukan biaya variabel satuan = b
Biaya pada titik tertinggi Yt = a + bxt
Biaya pada titik terendah Yr = a + bxr
Perbedaan Yt – Yr = bxt – bxr
Jadi : b (xt – xr) = Yt - Yr
dimana : Yt = jumlah biaya pada titik tertinggi
Yr = jumlah biaya pada titik terendah
a = jumlah total biaya tetap
xt = kapasitas tertinggi
xr = kapasitas terendah
· Menentukan Besamya Total Biaya Tetap = a
Total biaya tetap pada a dapat dihitung dari biaya pada titik tertinggi atau biaya pada titik terendah, dengan rumus : Pada titik tertinggi adalah : a = Yt – bxt
Pada titik terendah adalah : a = Yr – bxr
· Menentukan besamya Anggaran Fleksibel
Setelah b dan a dapat ditentukan, maka besamya persamaan atau rumus biaya dengan anggaran fleksibel adalah : Y=a+b x
Contoh : Berikut data kegiatan biaya reparasi dan pemeliharaan PT Mustika tahun 2003
Bulan Ke
Biaya Reparasi & Pemeliharaan
Jam Mesin
1
750.000
6.000
2
715.000
5.500
3
530.000
4.250
4
600.000
4.000
5
600.000
4.500
6
875.000
7.000
7
800.000
6.000
8
1.000.000
8.000
9
800.000
6.000
10
750.000
6.000
11
550.000
4.500
12
600.000
4.500

8.570.000
66.250
Tabel. Biaya Reparasi dan Pemeliharaan pada Tingkat Kegiatan Tertinggi dan Terendah

Bia Reparasi & Pemeliharaan pd Tingkat Kegia tan Tertinggi dan Terendah


Tertinggi
Terendah
Selisih
Jumlah Jam Mesin
8.000
4.000
4.000
Biaya Repr & Pemelhr.
Rp. 1.000.000
Rp. 600.000
Rp. 400.000
Biaya variabel = Rp. 400.000 : 4.000 = Rp. 100 per jam mesin
Perhitungan unsur biaya tetap dalam biaya reparasi dan pemeliharaan mesin dapat dilihat pada tabel berikut :

Tabel. Perhitungan Unsur Biaya Tetap

Titik Kegiatan Tertinggi

Titik Kegiatan Terendah
Biaya Reparasi dan pemeliharaan
Rp. 1000.000
Rp. 600.000
Rp. 100 x 8.000
800.000

Rp. 100 x 4.000

Rp. 400.000



Biaya Reparasi & Pemeliharaan tetap
Rp. 200.000
Rp. 200.000
Fungsi biaya reparasi dan pemeliharaan tersebut dinyatakan secara matematis, berbentuk fungsi linier yakni : Y = 200.000 + 100x

b. Metode grafik statistikal (statistical scattergraph method)
Metode grafik statistikal (statistical scattergraph method) adalah metode pemisahan biaya tetap dan biaya variabel dengan cara menggambarkan biaya setiap bulan pada sebuah grafik dan menarik satu garis lurus di tengah titik-titik biaya tersebut. Metode ini memiliki keunggulan dan kelemahan.
Keunggulan metode ini dibanding metode titik tertinggi dan terendah serta metode biaya bersiap, metode grafik statistik lebih teliti karena semua n atau bulan telah diperhitungkan.
Sedangkan kelemahan Metode grafik statistik adalah kurang ilmiah karena penarikan garis B dapat berbeda antara orang tertentu dibandingkan orang lain, atau oleh orang tertentu tetapi waktunya berbeda, meskipun dengan menggunakan data kapasitas clan biaya yang sarna, jadi sifatnya subyektif. Adapun langkah-langkah di dalam pembuatan grafik statistikal adalah :
· Membuat denah atau grafik statistical, Garis tegak lurus atau vertikal disebut sumbu Y menunjukkan tingkatan besamya biaya, garis mendatar atau horizontal disebut sumbu X menunjukkan tingkatan kapasitas atau kegiatan.
· Memasukkan biaya setiap bulan pada grafik statistikal Biaya per bulan digambarkan pada grafik sesuai dengan besarnya dan tingkatan kegiatan.
· Ditarik garis B atau biaya. Dan semua titik-titik biaya ditarik garis lurus melewati ditengah titik-titik tersebut sampai memotong sumbu Y, garis tersebut garis B atau total biaya.
· Menentukan besamya total biaya tetap atau a Perpotongan garis b atau biaya dengan sumbu y dianggap atau menujukkan besamya total biaya tetap atau a, perpotongan dengan sumbu y ditarik garis ke kanan secara horizontal atau mendatar adalah garis a menunjukkan total biaya tetap.
· Menentukan besamya biaya variabel satuan atau b Besarnya biaya variable, satuan adalah : b = Y – an atau b = Y – a x. Biaya variabel satuan menunjukkan kemiringan atau slope grafik B atau total biaya.
· Menentukan persamaan anggaran fleksibel, Setelah a dan b diketahui, dapat disusun persamaan anggaran fleksibel per bulan atau per tahun, yaitu y = a + bx
Keterangan:
1. Besarnya biaya tetap per bulan atau a = Rp. 12.500
Besarnya biaya tetap per tahun = Rp. 12.500 x 12 = Rp. 150.000
2. Biaya variabel satuan atau b adalah :
b = Y – an = Rp. 480.000 – Rp. 150.000 = Rp. 13,75 per jam mesin x 240.000 jam mesin
atau b = Y – a = Rp. 40.000 – Rp. 12.500 = Rp. 13,75 per jam mesin x 2.000 jam mesin
3. Persamaan anggaran fleksibel adalah :
Per bulan Y = a + bx = Rp. 12.500 + Rp. 13,75 x
Per tahun Y = a (12) + bx = Rp. 150.000 + Rp. 13,75 x
Untitled
c. Metode Kuadrat Terkecil ( Least Squares Method )
Dalam persamaan garis regresi : y = a + bx, dimana y merupakan variable tidak bebas (dependent variable), yaitu variabel yang perubahannya ditentukan oleh perubahan pada variabel x yang merupakan variabel bebas (independent variable). Variabel y menunjukkan biaya, sedangkan variabel x menunjukkan volume kegiatan. Contoh biaya semi variable adalah biaya listrik dan biaya pemeliharaan dll.
Metode ini juga memiliki keunggulan dan kelemahan. Kelebihan dari Least Square Method adalah metode ini dapat menghasilkan persamaan biaya yang dapat dipertanggung jawabkan secara ilmiah. Serta tidak ada data biaya yang tidak digunakan. Sedangkan kekurangan dari metode ini adalah Kesulitan apabila dalam perhitungannya digunakan secara manual. Serta penggunaan awam cenderung tidak mau susah-susah menghitungnya.
Rumus perhitungan a dan b dapat ditentukan dengan cara sebagai berikut :
b=n ∑(xy) - ∑x ∑ y

a∑y -b(∑x)
x- (x)2

N
Contoh Perhitungan metode Kuadrad terkecil ( Least Squares Method ):
Bulan ke-
Biaya reparasi dan pemeliharaan (Rp.1000)
Jam Mesin



y.
x.
xy.
x2
1
750
6000
4500000000
36000000
2
715
5500
3932500000
30250000
3
530
4000
2120000000
16000000
4
600
4000
2400000000
16000000
5
600
4500
2700000000
20250000
6
875
7000
6125000000
49000000
7
800
6000
4800000000
36000000
8
1000
8000
8000000
64000000
9
800
6000
4800000000
36000000
10
750
6000
4500000000
36000000
11
550
4500
2475000000
20250000
12
600
4500
2700000000
20250000






y
x.
xy.
x2

8570000
66000
41060500000
380000000

b = 12 x 41.060.500.000 – 66.000. x 8570000 =
12 x 380.000.000 – (66.000)2
a = 8.570.000 – b x 66.000 =
12
Jadi biaya reaparasi dan pemeliharaan mesin tersebut terdiri dari
Biaya variable = Rp. 115 per jam mesin ( 0,115 x Rp.1.000)
Biaya tetap = Rp. 79.270 per bulan
Atau fungsi linier biaya tersebut adalah :
Y = 79.270 + 115x